Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh
Pada suatu hari, ada dua orang sahabat yang melakukan perjalanan bersama-sama. Mereka berjalan menyusuri lembah, padang dan sungai dengan riangnya.
Dan tibalah mereka disuatu tanah yang lapang, sembari melepas lelah, mereka berdua terlibat dalam obrolan. Dan tanpa sengaja salah seorang diantara mereka sebut saja dia Anton terlihat marah dan memukul wajah temannya. Arif yang tak merasa bersalah mencoba menenangkan hati kawannya. Dan dengan hati yang kesal ia menulis diatas pasir " HARI INI TEMAN TERBAIKKU TELAH MENAMPAR PIPIKU". Setelah itu mereka berdua meneruskan perjalanan mereka kembali.
Setelah berjalan beberapa lama, mereka berdua menemukan sebuah sungai. Timbul dalam hati mereka untuk mandi di sungai itu. Tanpa sengaja Arif yang tak pandai berenang, nyaris tenggelam. Dengan sigap Anton yang berada didekatnya segera menolong dan menyelamatkan Arif. Ketika Arif mulai siuman dan mulai hilang rasa takutnya, ia bangkit dan menulis diatas batu " HARI INI SAHABAT BAIKKU TELAH MENYELAMATKAN NYAWAKU ".
Melihat apa yang dilakukan Arif, Antonpun bertanya, mengapa ketika aku menampar pipimu, kau menulisnya diatas pasir, dan metika aku menyelamatkanmu, kamu menulisnya diatas batu. Dengan tersenyum lebar Arifpun menerangkan kepada teman baiknya itu, " sahabat bila salah seorang teman kita melukai hati kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf berhembus dan menghapus tulisan itu, namun bila sesuatu yang besar terjadi, pahatlah ia dibatu hati kita agar tidak hilang tertiup angin ".
Seyogyanya kita dalam berteman untuk saling maaf memaafkan dan saling sayang menyayangi. Suatu kesalahan boleh jadi karna kekhilafan dan ketidaksengajaan.
Terkadang sulit bagi kita untuk memaafkan kesalahan orang lain,
apalagi kalau kesalahan tersebut merupakan kesalahan yang besar yang
biasanya sampai menyakiti hati kita. Tapi, apabila kita terlalu lama
menyimpan rasa dendam, benci dan marah di dalam hati kepada orang yang
bersalah kepada kita, maka kita tidak akan pernah menikmati indahnya
saling memaafkan antarsesama makhluk Allah SWT.
Dari hasil penelitian para psikolog di negeri maju menemukan
bahwa mereka yang mampu memaafkan ternyata lebih sehat baik jasmani/raga
maupun rohani/jiwa mereka. Gejala-gejala pada raga dan kejiwaan seperti
susah tidur, sakit perut, dan sakit punggung akibat stress/tekanan
jiwa, hal tersebut justru sangat berkurang pada para pemaaf. Di samping
itu memaafkan juga mampu merendam emosi negatif, mematangkan mental,
menjernihkan pikiran, menyiram perasaan dendam, serta meluaskan hati dan
perasaan. Dengan memaafkan kita sedikit mengurangi penderitaan kita.
Mengatakan maaf itu sangat mudah, akan tetapi memberi maaf
dengan hati yang tulus dan menghilangkan segala luka dan memberi
kesempatan pada orang untuk kedua kalinya itu sangat susah, namun
apabila kita bisa untuk melakukannya, maka Allah menjanjikan jaminan
istana di surga untuk kita seperti dalam sabda Rasulullah SAW yang
menggambarkan betapa Allah sangat senang kepada orang yang mau dengan
tulus ikhlas memaafkan kesalahan orang lain berikut ini:
“Dua orang umatku pada hari kiamat kelak akan datang
seraya berlutut di bawah ’Arasy. Lalu berkatalah orang pertama , Ya
Tuhan, balaslah atas kezaliman yang telah dilakukan saudaraku ini karena
sungguh, ia telah berbuat aniaya kepadaku.”
Kemudian Allah-pun berkata kepada orang yang kedua, “Bayarlah atas engkau kezaliman yang pernah engkau lakukan kepada saudaramu itu!”
Orang yang kedua itu pun menjawab. “Ya Tuhanku, sungguh seluruh amal kebaikanku telah habis”. Mendengar jawaban itu, Allah-pun berkata kepada orang pertama, “Bukankah engkau telah mendengar sendiri bahwa kebaikan saudaramu itu telah habis?”
“Kalau begitu, ambillah oleh-Mu wahai Tuhanku, kejelekan-kejelakanku dan tumpahkanlah kepadanya!”, sahut orang pertama tadi.
Kemudian Allah Swt bertanya kepada orang pertama, “Apa engkau ingin memiliki hal yang lebih baik dari itu?”
“Apakah itu wahai Tuhanku?” jawab orang pertama.
“Angkatlah kepalamu dan lihatlah di atas sana!”
Maka, orang pertama tadi mengangkat kepalanya dan memandang ke arah surga. Setelah itu, dilihatlah olehnya di surga itu terdapat sebuah istana yang terbuat dari emas permata yang belum pernah ia lihat padanannya di dunia ini.
“Sultan manakah yang memiliki istana itu, Tuhanku?” tanya orang pertama tadi. “Milik seorang nabikah?atau seseorang yang telah gugur di jalan-Mu?”
Allah lalu berfirman, “Istana itu milik orang yang sanggup membayar harga dari istana tersebut.”
“Wahai Tuhanku, siapakah dia?”
“Engkaupun bisa memilikinya?”
“Bagaimana caranya, wahai Tuhanku?”
“Dengan kata maafmu kepada saudaramu itu”, kata Allah.
Maka, berkatalah orang yang hendak menuntut balasan atas saudaranya itu, “wahai Tuhanku, hamba telah memaafkannya. Hamba mengampuni kesalahannya.”
Kemudian Allah pun berfirman, “Peganglah tangan saudaramu itu dan masuklah kalian berdua ke surga.”
Kemudian Allah-pun berkata kepada orang yang kedua, “Bayarlah atas engkau kezaliman yang pernah engkau lakukan kepada saudaramu itu!”
Orang yang kedua itu pun menjawab. “Ya Tuhanku, sungguh seluruh amal kebaikanku telah habis”. Mendengar jawaban itu, Allah-pun berkata kepada orang pertama, “Bukankah engkau telah mendengar sendiri bahwa kebaikan saudaramu itu telah habis?”
“Kalau begitu, ambillah oleh-Mu wahai Tuhanku, kejelekan-kejelakanku dan tumpahkanlah kepadanya!”, sahut orang pertama tadi.
Kemudian Allah Swt bertanya kepada orang pertama, “Apa engkau ingin memiliki hal yang lebih baik dari itu?”
“Apakah itu wahai Tuhanku?” jawab orang pertama.
“Angkatlah kepalamu dan lihatlah di atas sana!”
Maka, orang pertama tadi mengangkat kepalanya dan memandang ke arah surga. Setelah itu, dilihatlah olehnya di surga itu terdapat sebuah istana yang terbuat dari emas permata yang belum pernah ia lihat padanannya di dunia ini.
“Sultan manakah yang memiliki istana itu, Tuhanku?” tanya orang pertama tadi. “Milik seorang nabikah?atau seseorang yang telah gugur di jalan-Mu?”
Allah lalu berfirman, “Istana itu milik orang yang sanggup membayar harga dari istana tersebut.”
“Wahai Tuhanku, siapakah dia?”
“Engkaupun bisa memilikinya?”
“Bagaimana caranya, wahai Tuhanku?”
“Dengan kata maafmu kepada saudaramu itu”, kata Allah.
Maka, berkatalah orang yang hendak menuntut balasan atas saudaranya itu, “wahai Tuhanku, hamba telah memaafkannya. Hamba mengampuni kesalahannya.”
Kemudian Allah pun berfirman, “Peganglah tangan saudaramu itu dan masuklah kalian berdua ke surga.”
Terdapat banyak kemuliaan yang dijanjikan Allah apabila
kita memberi maaf dengan tulus dan ikhlas kepada orang-orang yang
bersalah kepada kita. Untuk itu, marilah kita saling memaaf-maafkan
antarsesama makhluk Allah dan buang jauh-jauh rasa dendam, marah dan
benci kepada orang yang telah berbuat salah kepada kita. Maafkanlah
mereka niscaya Allah akan memberi kita kemuliaan yang tiada taranya di
dunia ini. Amin!!
Semoga kita senantiasa diberikan rahmat oleh Allah untuk saling memaafkan dan saling sayang menyayangi.
Wassalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar