Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh....
Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai
merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang
dituduhnya tidak bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan
tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara yang
konon kabarnya, udara disana selalu dingin dan sejuk.
Benar, pelan-pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara
makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara
lagi. Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai
tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah
karena tubuhnya terbungkus salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel
di sayapnya justru bertambah tebal. Si Burung pipit tak mampu berbuat
apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat.
Dia merintih menyesali nasibnya. Mendengar suara rintihan, seekor
Kerbau yang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun si burung
kecewa mengapa yang datang hanya seekor Kerbau, dia menghardik si Kerbau
agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu
berbuat sesuatu untuk menolongnya.
Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing
tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan
memaki-maki si Kerbau. Lagi-lagi si Kerbau tidak bicara, dia maju satu
langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika
itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si
Burung mengira lagi bahwa dia akan mati karena tak bisa bernapas.
Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku
pada bulunya pelan-pelan meleleh oleh hangatnya kotoran kerbau, dia
dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung
Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puas-puasnya.
Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri
sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan
kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa
salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih,
si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah
mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.
Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap
gulita bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan
oleh si Kucing.
***
Sahabat dari cerita ini dapat diambil beberapa pelajaran yang berharga.
- Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat kita.
- Janganlah menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Karna sejatinya baik atau tidaknya seseorang terletak dari hatinya. Bisa jadi yang kita nilai buruk tapi sebenarnya dia lebih baik dari kita.
- Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang-kadang bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula sebaliknya. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." ( QS Al Baqoroh 216 ).
- Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan. "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( QS Ibrahim 7 ).
- Waspadalah terhadap orang yang memberikan janji yang berlebihan
Wassalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar